Jelang Idul Fitri 1444 H, Pemkab Rembang Cek Alat Ukur SPBU

Jelang Idul Fitri 1444 H
banner 728x90

Jelang Idul Fitri, Pemkab Rembang Cek Alat Ukur SPBU

EX-POSE.NET, Rembang – Menjelang hari raya Idul Fitri 1444 H konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kendaraan semakin meningkat. Hal itu membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang melalui Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM semakin gencar melakukan pengecekan keakuratan alat ukur SPBU.

Sejumlah SPBU di dua Kecamatan, yakni Rembang dan Lasem di datangi tim Dindagkop dan UKM bersama Satpol PP pada Kamis (6/4/2023). Mulai dari mesin pengisian BBM jenis pertalite, pertamax sampai bio solar di cek satu per satu.

banner 325x300

Kepala Dindagkop dan UKM Rembang M Mahfudz menuturkan kegiatan kali ini bertujuan untuk memastikan mesin pengisian di SPBU mengeluarkan BBM sesuai takaran. Minimal takarannya masih dalam Batas Kesalahan yang Diizinkan (BKD).

“Dari hasil ini masyarakat tidak perlu ragu lagi dengan SPBU yang ada di wilayah kabupaten Rembang ini pas takarannya. Sesuai dengan yang di beli masyarakat,” ujarnya seperti di kutip laman rembangkab.go.id pada Jumat (7/4/2023).

Menurutnya sempat ada keresahan dari warga yang di sampaikan perihal keakuratan mesin pengisian sejumlah SPBU. Terlebih menjelang hari raya Idul Fitri, distribusi atau pergerakan kendaraan meningkat. Sehingga pihaknya kembali menggelar pengecekan alat ukur.

BACA JUGA :  Polres Banjarnegara Lakukan Pengamanan Aksi Emak-Emak Tolak Penyesuaian Harga BBM Bersubsidi

“Kita sebelum hari ini juga telah melakukan pengecekan di Sarang, kragan, lintas pantura,” tegas Mahfudz.

Sementara itu Kepala UPT Metrologi Rembang Mukaromah menambahkan pengecekan alat ukur saat ini di fokuskan pada SPBU yang berada di jalur mudik. Dari 24 SPBU di Rembang, 10 sampai 14 yang dial awasi lebih intens di bulan Ramadan ini.

“Dari hasil beberapa kali pengujian mesin pengisian BBM, semua selisihnya berkisar 20 ml. Sehingga hasilnya masih batas wajar,” katanya.

“Teknisnya satu nosel kita ukur dua kali, tiga kali itu menunjukkan ada kestabilan nggak di situ. Tadi di ukur 20, 20 mili nanti ada naik turunnya di sebabkan karena faktor saat pengisian. Cepat lambatnya itu ngaruh tapi tadi masih BKDnya. (Batas Kesalahan yang di izinkan), maksimal itu 100 ml, tadi berkali-kali 20 ml,” tambah Mukaromah.

Lanjutnya, pengecekan juga di lakukan petugas metrologi dengan membuka mesin pengisian BBM. Mereka mengecek apakah segelnya rusak atau masih aman.

“Ada cek penyegelan, takutnya ada pihak SPBU yang nakal. Nakal itu segelnya dibuka atau di permainkan,” ujarnya.

BACA JUGA :  Biddokes Polda Jatim Gelar Self Healing Trauma Untuk Korban Kanjuruhan di Blitar-JawaTimur

Dari hasil pengecekan semua mesin masih terdapat segel unik berbentu lingkaran gepenk berwarna silver dalam keadaan utuh. Di contohkan di mesin pengisian BBM solar di SPBU Gajah Mada segel tahun 2022 dan berlaku sampai Agustus 2023.

“UPT Metrologi rutin tiga bulan sekali melakukan pengawasan ke SPBU-SPBU. Terlebih mesin pengisian BBM hampir 24 jam terpakai,” jelas Mukaromah.

 

Penulis : Buseran
Editor : Rieke
 

Berita Lain : Desa Sriwulan Sayung Bantuan BLT BBM Ditunggangi Untuk Kampanye Petahana

 

Jelang / Danakirtimedia

banner 728x90
banner 728x90
banner 451x150